23 February 2008

Ampuni mereka Tuhan......



Ampuni aku DJ.....


Setelah telinga dibuat berdarah-darah oleh RADJA
(band dengan vokalis berkacamata hitam penuh misteri dan tanda tanya apakah ia lahir memang sudah pake kacamata atau malu karena matanya bindo/picco’...)


Arrgh...
Kini musik Indonesia diperparah lagi dengan KANGEN BAND
(band yang mengandalkan tatanan rambut babydoll warna kuning gado-gado...atau HARAJUKU style..??)
Yang jelas musik Indonesia dibuat mundur 10 tahun ke belakang..
ke era Dian Pisesha (betul mi kah ejaannya..?) dan Obbie Mesakh .
Band yang tanpa kualitas musik memadai yang mampu membodohi lebih dari 500ribu orang (demikian menurut kabar, jumlah album pertamanya yang berhasil laku terjual).

Anehnya.. gak tau apa yang berhasil membuat band ini begitu dipuja..
dari kualitas musik.... jelas band ini gak ada apa-apanya (masih lebih bagus dan keren band-band Indie Makassar..) dengan model lagu pake kord sederhana tanpa skill musikalitas yang tinggi.
dari segi tampang... (no comment..gak berani ka’ mencallla...)

Jadi satu yang pasti hanya keberuntungan yang membuat band ini bisa meroket (kebetulan aja “Mbak Dewi FORTUNA” sedang hinggap di dompet mereka...)
Dan keberuntungan tidak pernah peduli dengan kualitas musik, suara ember pecah.. atau lirik yang aarghh.....menye'-menye' cengeng dan garing..

Waakk...
Celakanya... stasiun TV pun ikut memperparah keadaan dengan terlalu sering menanggap “Band” ini di acaranya.


Please...
JANGAN RUSAK DAN PERBODOH SELERA RAKYAT NEGERI INI LAGI...
Kami sudah muak dengan berita di TV tentang bencana dan segala chaos..
Jangan pecahkan gendang telinga kami dengan lengkingan suaramu...

Sorry...
Ini bukan personal, tapi mau di apa lagi.....
Gendang telinga ini mau pecaaaahh...

Please.....



No pictures available for this posting.
Sorry for this inconvinience.




4 comments:

Anonymous said...

Tak layak menjadi bintang?

Buktinya sebaliknya man!
Penjualan album mereka fenomenal, tanpa perlu sensasi kawin-cerai, gonta-ganti pacar, dan cela sana-sini. Mereka telah menjadi bintang dengan cara yang adil.

Anonymous said...

Ada yang bilang, kesenian adalah sebuah ekspresi. Kalau begitu, sah-sah saja dong bagi setiap orang untuk berekspresi, termasuk Kangen Band.

Barangkali para personelnya pun tak pernah bermimpi bahwa mereka akan mencapai ketenaran seperti sekarang. Mereka tak pernah membayangkan bahwa musik mereka yang Melayu itu akan membawa mereka ke ibukota dengan sedikit kemewahan. Jauh dari bayangan para bekas buruh, tukang sayur, dan anak-anak kampung itu.

Tapi begitulah! Musik dan kesenian telah membawa mereka mencicipi hingar bingar Jakarta dan bertahan hidup di dalamnya. Plus secuil kemewahan. Rumah beton dan mobil. Uang dan popularitas. Masuk akal, toh mereka tak korupsi apalagi membajak.

Is it a mistake? Come on Guys!

Anonymous said...

What....!!!!

Segitunya....

Daeng Ipul said...

sebenarnya sebagai seorang yang [sok] menyukai musik2 berkualitas, sy juga menyayangkan kalau band2 tiga jurus macam Kangen. Radja, Vagetoz ato apalah namanya..jadi populer di ranah musik tanah air kita...

tapi kalau mau berpikir jernih, itu adalah hak mereka, dan tentu saja hak publik untuk menilai musik apa yang ingin mereka dengarkan..toh, mereka juga mencapai itu semua nyaris tanpa sensasi...

dan..fenomena seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja kan..?, di negara2 majupun banyak band2 atau penyanyi2 yg one hots maker dengan suguhan musik a la tiga jurus begitu...

nah..kalau saya, misalkan mereka2 itu tampil di tipi, sy cukup mencet remote dan ganti stasiun...cukup kan.?

btw, kenal Pearl Jam gak..?.nah, band idola saya ini pernah mengetes sejauh mana selera pasar terhadap musik2 cemen kayak gitu..mereka merilis ulang sebuah lagu lama berjudul "Last Kiss" (pasti tau dong), sebuah lagu yg asli cengeng dengan musik yg 3 jurus..hasilnya..Last Kiss jadi single milik Pearl Jam yang paling populer dan paling laris..!!!

hahahaha...